9. Pengembangan Konten Pelatihan Deteksi Dini Konflik Sosial Keagamaan
Program prioritas kesembilan Kemenag ini menyasar para widyaiswara, penyelenggara pelatihan, serta para pejabat Eselon I, II, III, dan IV pada unit diklat di Badan Litbang dan Diklat. Selain itu, peserta program juga mengambil dari kalangan ASN Kementerian Agama, para pejabat Eselon I, II, III, dan IV pada satuan kerja selain Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama; serta masyarakat yang dilayani oleh ASN Kementerian Agama.
Cakupan progam terbagi atas dua kegiatan utama. Pertama, produksi konten pelatihan deteksi dini konflik sosial keagamaan berupa penyusunan 3 paket modul pelatihan, yaitu produksi konten materi tahapan konflik dan early warning, produksi konten metodologi deteksi dini dan potensi konflik, dan produksi konten analisa faktor konflik. Kedua, persiapan dan pembahasan penyusunan konten pelatihan deteksi dini konflik sosial keagamaan berupa FGD dan kegiatan fullboard.
Program pengembangan konten pelatihan deteksi dini konflik sosial keagamaan tenaga teknis pendidikan dan keagamaan yang dilaksanakan pada Oktober-Desember 2023 ini bertujuan untuk menyusun modul pelatihan berupa produksi konten materi sesuai kebutuhan terkini yang berkualitas dan siap dipedomani oleh unit pelaksana pelatihan, baik Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan maupun Balai/Loka Diklat Keagamaan. Melalui kegiatan tersebut terhimpun ide, gagasan, dan masukan dari narasumber dan peserta tentang format dan konten pengembangan pelatihan deteksi dini konflik sosial keagamaan yang hasil produknya berbentuk tiga paket modul/konten materi Pelatihan Deteksi Dini Konflik Sosial Keagamaan yang berkualitas.
10. Survey dan Monev Pelaksanaan Program Prioritas
Sebagai program prioritas kesepuluh, Kemenag melakukan survey dan monitoring-evaluasi tentang pelaksanaan program-program prioritas Kemenag tahun 2023. Fakta menunjukkan bahwa Indonesia adalah bangsa yang majemuk dari berbagai bidang kehidupan, termasuk dalam beragama dan berkepercayaan. Oleh karena itu tidak heran jika negeri ini mengalami begitu banyak peristiwa keagamaan yang menunjukkan betapa dinamisnya kehidupan di bangsa ini, termasuk dalam hal pembinaan kelompok, baik internal maupun internal agama.
Kekuatan politik seingkali ikut terlibat dalam hal menguatkan atau melemahkan kelompok keagamaan dan mempengaruhi kehidupan beragama antar umat beragama. Sebagai payung atas seluruh entitas anak negeri, negara harus berada di titik keseimbangan yang pas, baik dari aspek proporsionalitas serta kapan harus berpihak.
Dari survey dan monev tersebut, dihasilkan lima rekomendasi yang kemudian disampaikan kepada Menteri Agama untuk menjadi acuan dalam pengambilan kebijakan berikutnya.
Pertama, Menteri Agama perlu menggalakkan program moderasi beragama sehubungan dengan menurunnya indeks relasi kebhinnekaan, terutama sebab indikator apresiasi terhadap adat dan budaya yang rendah di kalangan pemeluk agama.
Kedua, Menteri Agama harus menguatkan kembali indikator kesalehan sosial sebagai IKU yang mesti ditunjang oleh program yang terukur berjenjang terhadap semua unit kerja di Kementerian Agama.
Ketiga, Sekretaris Jenderal Kementerian Agama perlu memastikan Indeks Kesalehan (Sosial) Umat Beragama terakomodasi ke dalam perencanaan rutin dan menjadi skala proritas pembangunan manusia Indonesia kedepannnya.
Keempat, naskah pengukuran Indeks Kesalehan pada masing-masing direktorat secara rinci perlu diselaraskan dengan dimensi kepedulian sosial (caring, giving), relasi antarmanusia (kebinnekaan), etika dan budi pekerti, melestarikan lingkungan, dan kepatuhan kepada negara dan pemerintah.
Kelima, bagi setiap penyuluh agama di lingkungan Kemeterian Agama, didorong untuk dapat memprioritaskan materi kesalehan sosial, terutama lima dimensi yang ada, terutama dalam hal penajaman kepada kegiatan yang terkait lingkungan alam dan kerentanan sosial di sekitar.
Tiga Program Legacy
Pada tahun anggaran 2023 ini, Balitbang dan Diklat Kementerian Agama RI telah berhasil melaksanakan program legacy yang berwujud dalam bentuk karya agung Kemenag yang sangat berguna bagi perkembangan peradaban Indonesia ke masa depan, khususnya dalam hal pengembangan kehidupan beragama (Islam) dan moderasi beragama. Setidaknya ada tiga program legacy yang telah sukses dikejakan oleh Tim Kemenag, yakni penyelesaian penulisan dan pencentakan Mushaf Alquran Braile, penyelesaian penulisan dan pencentakan Mushaf Alquran Isyarat, serta penyusunan dan pencentakan Komik Moderasi Beragama.
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.