“Kita tidak bisa membiarkan Dinas Kesehatan saja yang bekerja akan tetapi butuh peran serata semua pihak,” ujar Dakus.
Ia melanjutkan, dalam mencegah penularan IMS dan HIV/AIDS ada banyak kendala yang dihadapi seperti kurangnya logistic RDT untuk pemeriksaan pada sasaran non populasi kunci, terbatasnya jumlah tenaga konselor, pekerja pub yang selalu berganti, juga sebagaian besar pekerja tempat hiburan yang terdiagnosa, enggan berobat karena tidak memiliki KTP dan KIS, serta sejumlah soal lainnya.
“Kasus HIV dapat ditekan bila semua kita menghindari diri dari perilaku yang berisiko. Bagi penderita diharapkan telaten untuk minum obat anti viral. Prinsipnya, bila kita mengetahui cara penularan maka harus bisa tahu cara pencegahannya,” terang Dakus.
Darurat HIV/AIDS
Sementara itu, RD. Yansen Raring mengatakan, dari jumlah kasus yang terjadi maka Lembata sudah dalam kondisi darurat IMS dan HIV/AIDS. Karena itu, ia meminta agar perlu ada gerakan by design dengan logframe jika tidak mau terjebak sekedar peringatan hari AIDS semata, melainkan perlu komunitas peduli yang proaktif dan jadi driving force.
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.