Lembata Darurat HIV/AIDS

Reporter : Resty Editor: Cyriakus Kiik
  • Bagikan
Timorline.com

Dalam menyampaikan materinya Romo Yansen meminta kepada peserta untuk menulis kesan mereka terhadap kasus HIV/AIDS di Lembata. Dari kesan yang disampaikan peserta berkesimpulan bahwa kasus HIV/AIDS sudah pada tahap yang mengkuatirkan karena itu membutuhkan aksi kolektif. Karena itu peserta menyampaikan beberapa usulan yang dapat dijadikan aksi kolektif antara lain, pembentukan tim peduli HIV/AIDS tingkat desa untuk memberikan layanan konseling dan test HIV/AIDS setelah pekerja migran kembali ke daerah asal, sosialisasi HIV/AIDS secara berkelanjutan dan mobile visit pemeriksaan HIV/AIDS.

Sementara itu. Mansetus Balawala dari YKS dalam pengantar pembuka menjelaskan, Pekerja Migran memiliki irisan dengan kasus HIV/AIDS. Hal ini dari ceritera-ceritera yang disampaikan para pekerja migran yang kembali ke daerah asal menyebutkan di negara tujuan mereka sering mengunjungi tempat-tempat prostitusi.

“Kita tentu masih ingat bahwa kasus HIV/AIDS pertama di NTT pada 2007 ditemukan dari salah seorang pekerja migran asal Adonara yang saat ini juga masih hidup sehat,” ujar Balawala dan mengimbau semua pihak tidak bertindak diskriminatif terhadap ODHA.

Baca Juga :  Kemanusiaan untuk Sakit Berat….

“Mari kita jauhi penyakitnya tapi tidak menjauhkan orangnya karena penularan HIV/AIDS tidak dengan kita hidup bersama, makan bersama, mandi bersama dan yang lainnya, melainkan dengan perilaku seks berisiko, ibu hamil yang positip HIV kepada bayi yang dikandungnya, dan melalui penggunaan jarum suntik bersama,” demikian Balawala. ***

  • Bagikan