Mendapat pasien itu, kata Kapus Yovita, teman-teman medis yang bertugas, kebetulan ada dua orang, langsung tangani awal dengan memasang infus. Petugas medis yang sama dan Kapus Yovita juga langsung melakukan konsultasi dengan dokter Puskesmas.
“Dokter Puskesmas juga kemudian harus konsul dengan dokter prof yang ada di rumah sakit. Sebab, kalau tidak konsul lebih dahulu begitu jangan sampai nanti sampai di sana (maksudnya: RSUD Atambua, red) pasien terlantar, misalnya tidak dapat tempat tidur”, jelas Kapus Yovita.
Kapus Yovita mengatakan, pihaknya sudah berusaha sedemikian rupa memberikan penanganan yang baik kepada pasien. “Tetapi, kami bukan Tuhan. Minta maaf, kami manusia biasa. Kalau Tuhan menentukan lain, kami tidak bisa buat apa-apa”, katanya.
Kenapa waktu yang begitu lama terhitung antara jam 3 sejak pasien datang di Puskesmas sampai dengan saat rujuk ke RSUD Atambua jam tujuh malam pasien tidak tertangani secepatnya, termasuk koordinasi dan konsultasi dengan dokter prof di RSUD Atambua, Kapus Yovita enggan menjelaskannya. Sebab, soal pasien tidak tertangani secepatnya, itu rahasia pasien dan profesi dokter.
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.