Membangun NTT dari Desa!

Reporter : Redaksi Editor: Cyriakus Kiik
  • Bagikan
Timorline.com

Jawab: Kalau orang bilang saya ‘sukses’, ya Puji Syukur kepada Tuhan. Tetapi sesungguhnya, tidak hebat-hebat amat! Saya bukan siapa-siapa. Saya biasa-biasa saja, tetap sebagai seorang ‘anak desa’ dari sebuah kampung udik di Kabupaten Malaka. Sebagai karyawan di perusahaan orang, saya seorang bawahan yang sama dengan karyawan lainnya. Saya hanya mengerjakan apa yang menjadi tugas saya sesuai kemampuan yang saya miliki. Saya melakukan pekerjaan saya setulus-tulusnya dengan penuh tanggungjawab. Saya tidak melakukan sesuatu yang besar dan mencengangkan dunia. Saya hanya melakukan hal-hal kecil dengan cinta yang besar.
Motivasi saya juga sederhana saja, yaitu “pingin mengabdikan kemampuan-kemampuan untuk kemajuan NTT, kalau memang rakyat NTT memilih saya. Saya pingin memberikan ‘sesuatu’ dari diri saya untuk kebaikan daerah asal saya, NTT. Itu saja!”

Tanya: Apa pandangan Anda tentang ‘politik’ sehingga Anda tertarik masuk ke dalam dunia yang menurut banyak orang penuh dengan intrik yang bisa membahayakan diri dan keluarga?

Jawab: Mengenai ‘politik’, saya berpandangan sederhana saja. Pada dasarnya dunia politik dan dunia usaha tidak ada banyak perbedaan mendasar. Dua-duanya, menurut hemat saya, adalah ‘medan-medan kerja’ yang menuntut ‘semangat pengabdian dengan hati yang tulus-ikhlas, penuh tanggungjawab dan pengorbanan’ agar bisa meraih apa yang dicita-citakan.

Baca Juga :  Maya Rumantir Terima SHIELD of First Excellence dari Konsorsium Firsts Union dan PPWI

Tentu saja keduanya punya tantangan dan hambatan tersendiri. Tak ada medan pengabdian hidup yang tidak punya tantangan dan hambatannya. Persoalannya ialah sejauh mana tantangan dan hambatan itu kita pandang sebagai ‘peluang’ untuk berbuat sesuatu yang bernilai. Sejauh mana tantangan dan hambatan itu kita hadapi dengan hati dan pikiran yang tenang, kerendahan hati dan ketulusan, dan dihadapi bersama Tuhan?

Saya yakin bahwa setiap problema kehidupan selalu ada jalan keluarnya. Singkatnya, setiap tantangan dan hambatan dalam karier, kita hadapi dengan jiwa besar, ketenangan batin, kerendahan hati dan ketulusan, dan bersama Tuhan. Bila demikian kiranya semua tantangan dan hambatan akan tertangani dengan elegan.

Baca Juga :  LPJ Kades Kolobolon-Rote Ndao Minus Tiga Tahun Berturut-turut, BPD Angkat Bicara

Tanya: Banyak orang terjun ke dunia politik dengan motivasi ‘meraih kekuasaan, nama besar, dan kekayaan’. Apa pendapat Anda?

Jawab: (Ir. Thoser mengerutkan dahi dan agak lama menjawab!) Waduh! Apa yang mau saya bilang tentang soal ini? Bahwa dengan menyandang predikat ‘wakil daerah’, seseorang mempunyai ‘kuasa’, yah, tentu saja! Karena predikat ‘wakil rakyat’ itu otomatis tersematkan pada seseorang yang terpilih.

Namun, pertanyaannya ialah ‘untuk apa kuasa’ yang melekat pada predikat yang luhur mulia itu? Untuk ‘merajai dan menguasai’ atau untuk ‘melayani kepentingan daerah dan rakyat banyak’?

  • Bagikan