Episode Ciuman Yudas versus Integritas Kristiani

Reporter : Redaksi Editor: Cyriakus Kiik
  • Bagikan
Timorline.com

Ciri-ciri seorang Kristiani yang memiliki integritas antara lain: sikap jujur, tulus, ikhlas, dan dapat dipercaya/kredible. Orang yang memiliki integritas bertindak transparan dan konsisten. Orang yang berintegritas selalu dan senantiasa menjaga martabat dan tidak melakukan hal-hal tercela. Orang yang memiliki integritas bertanggungjawab atas hasil kerja. Atau dengan kata lain, integritas Kristiani adalah suatu keadaan di mana seorang hamba Tuhan dapat dipercaya karena antara perkataan yang diucapkan dan tindakannya memiliki kesamaan. Bukan lain di bibir; lain pula di hati.

Integritas Kristiani merupakan paket hidup yang standar bagi pengikut Kristus yang normal. Integritas kristiani juga merupakan image atau gambaran kehidupan orang percaya yang hidupnya memiliki spirit Yesus Kristus. Hal itu akan tercermin di dalam kelakuan sehari-harinya baik di tempat umum maupun di tempat yang tersembunyi sekalipun.
Hal ini tentunya tegak lurus dengan integritas dalam diri seorang pemimpin; yang senantiasa mengacu pada sikapnya yang jujur, dapat dipercaya, dan diandalkan. Pemimpin (Kristiani) yang berintegritas bertindak sesuai dengan kata-katanya dan mengakui kesalahannya; dibandingkan menyembunyikan, atau mencari-cari alasan untuk pembenaran diri sendiri. “Siapa berlaku tidak bercela akan diselamatkan, tetapi siapa berliku-liku jalannya akan jatuh ke dalam lobang (Amsal 28:18).”

Kita sunguh menyadari bahwa menjadi pengikuti Kristus; di zaman now; itu berarti kita harus berani. Berani karena bersih dan benar. Berani mengalahkan ambisi, berani melawan keserakahan, berani menanggung risiko, berani berbagi bukan hanya berani menerima, dan berani bertanggung jawab atas perkataan dan perbuatan sendiri tanpa (harus) menyalahkan dan menuduh orang lain. Berani menyangkal diri, berani berbuat dosa dan berani mengakui dosa. Supaya kita setia pada kehendak Tuhan; baiknya kita menyangkal diri.
Penyangkalan diri adalah ciri hidup dari pengikut Kristus. Dengan penyangkalan diri, kita selalu mau melembutkan hati kita dalam menghadapi semua peristiwa dan orang-orang yang begitu sulit kita hadapi. Kita tidak boleh kalah dengan kelemahan diri kita oleh setiap situasi yang tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Lebih baik kita mundur satu langkah demi kemajuan untuk sepuluh langkah berikutnya. Harus diakui bahwa tidak mudah menjadi murid Kristus. Tetapi hal itu bukan berarti tidak bisa.

Baca Juga :  Fakta yang Lebih Fiksi dari Fiksi

Di tengah himpitan badan dan kesulitan hidup ini; di mana harga-harga kebutuhan pokok semakin melambung naik; kesempatan mencari pekerjaan pun semakin terbatas; akses ke pusat-pusat kekuasaan hanya dimiliki segelintir elite tertentu; maka tak ada cara lain; kita harus semakin rajin dan (terus) berdoa, berharap, dan berserah diri (hanya) kepada kehendak Tuhan. Dalam terang dan keyakinan iman yang satu dan sama itu; kita pasti (akan) sampai puncak golgota dan tiba di gerbang Yerusalem yang baru. Sic transit Gloria mundi yang berarti segala kemuliaan dunia akan berlalu. ***

  • Bagikan