Keponakannya tak lama kemudian langsung dideklarasikan sebagai Calon Wakil Kepala Negara, setelah sebelumnya bapaknya memanggil semua ketua-ketua umum partai yang menjadi sandera politiknya untuk mau mendukung rencana jahatnya.
Negeri inipun berguncang hebat, namun dia sangat faham betul bahwa rakyat yang telah dibutakan dan dimiskinkannya tak akan bereaksi banyak. Ia sangat mengerti, Bansos yang digencarkan sebelum pertandingan, akan menumpulkan daya kritis rakyatnya.
Kecurangan demi kecurangan yang direncanakannya semuanya berjalan sempurna, nyaris tak ada protes atau perlawanan yang berarti. Langkah-langkah antisipasinya bahkan ketika perlawanan akan datang dari kubunya sendiri sudah dihitungnya.
Partai yang suaranya dicuri untuk dialihkan ke partai yang didukungnya, ketua umumnya diangkat jadi menteri. Lalu partai yang digembar-gemborkannya akan masuk Senayan, dicarikan suara dari partai Tanah Suci setelah ia tau partai kesayangannya tak memenuhi syarat untuk masuk Senayan.
Ia rupanya masih sangat percaya diri untuk menjadi penguasa selamanya, meskipun kini anaknya hanya menjadi Calon Wakil Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan. Sebab ketika politik berjalan sesuai skenarionya, ia merasa akan tetap sebagai pengendali kekuasaan selamanya. ***
Jakarta, 22 Februari 2024
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.