Berpeluang Maju Bacawagub NTT, Yafet Rissy Diingatkan Tokoh Belu Soal Hal Ini

Reporter : Redaksi Editor: Cyriakus Kiik
  • Bagikan
Timorline.com

Kupang, Timorline.com – Suara-suara dukungan atas peluang guru besar Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga Prof. Yafet Yosafet Wilben Rissy, SH, MSi, LLM, PhD (AFHEA) maju sebagai Bakal Calon Wakil Gubernur (Bacawagub) Nusa Tenggara Timur (NTT) Periode 2024-2029 terus mengalir.

Suara-suara dukungan itu mengalir bersamaan dengan mulai ditabuhnya gong Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024 yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU). Hal ini ditandai dengan Tahapan Perencanaan Program dan Anggaran pada 26 Januari 2024.

Salah satu daerah yang akan mengikuti Pilkada Serentak dimaksud adalah Propinsi NTT. Sejumlah nama disebut-sebut maju sebagai Bacagub.  Antara lain Emilia Nomleni (Ketua DPRD NTT saat ini dari PDI Perjuangan), Jhoni Asadoma (mantan Kapolda NTT), Melki Laka Lena (anggota DPR RI saat ini dari Partai Golkar asal Dapil NTT 2), Benny K. Harman (anggota DPR RI saat ini dari Partai Demokrat asal Dapil NTT 1) dan Andreas Hugo Pareira (anggota DPR RI saat ini dari PDI Perjuangan dari Dapil NTT 1).

Kini, yang dicari masyarakat NTT adalah siapa saja pasangan Bacawagub masing-masing Bacagub. Salah satu putera NTT yang disebut-sebut berpeluang maju sebagai Bacawagub adalah Prof. Yafet Yosafet Wilben Rissy, SH, MSi, LLM, PhD (AFHEA).

Yafet, begitu profesor hukum dan ekonomi UKSW Salatiga ini biasa disapa, yang berpeluang maju Bacawagub NTT diapresiasi salah satu tokoh buruh Kabupaten Belu, Marius Nahak.

Marius yang dihubungi di kediamannya, Senin (01/04/2024) pagi, menilai Prof Yafet sangat berkompeten menjadi Bacawagub NTT. “Prof Yafet itu akademisi yang hebat di bidang ilmunya, ilmu hukum dan ekonomi. Ilmu yang banyak-banyak itu dapat  didedikasikan kepada masyarakat NTT dengan menjadi Wagub”, tandas Marius.

Baca Juga :  Emmanuel Mali Siap Maju  Pilkada Belu 2024

Atas peluang itu, Marius meminta Prof Yafet segera turun ke bawah, gencar berinteraksi dengan masyarakat NTT, yang saat ini tersebar di 22 kabupaten/kota. Sehingga, Prof Yafet dan masyarakat NTT bisa saling mengenal.

“Interaksi itu juga diharapkan dapat meningkatkan rating popularitas dan keterpilihan Prof Yafet untuk maju Pilkada NTT 2024. Bila Prof Yafet maju sebagai Bacawagub dengan tingkat popularitas dan keterpilihan yang baik, masyarakat NTT tidak akan ragu-ragu mendorong, mendukung dan memilih Prof Yafet bersama pasangannya, siapapun orangnya, menjadi Gubernur-Wagub NTT Periode 2024-2029.

Namun Marius mengingatkan Prof Yafet untuk lebih-lebih sudah harus memastikan siapa Bacagub-nya. Sebab, di berbagai media, yang diberitakan maju sebagai Bacagub NTT setidaknya ada enam orang, yakni  Yosef Nae Soi (Wagub NTT saat ini), Emilia Nomleni (Ketua DPRD NTT saat ini dari PDI Perjuangan), Jhoni Asadoma (mantan Kapolda NTT), Melki Laka Lena (anggota DPR RI saat ini dari Partai Golkar asal Dapil NTT 2), Benny K. Harman (anggota DPR RI saat ini dari Partai Demokrat asal Dapil NTT 1) dan Andreas Hugo Pareira (anggota DPR RI saat ini dari PDI Perjuangan dari Dapil NTT 1).

“Kalo Prof Yafet berpeluang menjadi Bacawagub, siapa dari enam orang Bacagub  itu yang berpeluang berpasangan dengan Prof Yafet. Ini harus pasti dulu”, tandas Marius.

Baca Juga :  GusduRian Peduli Salurkan 15 Ribu Liter Air Bersih Tahap Pertama

Marius yang selama hidupnya mendedikasikan diri untuk kaum buruh ini mengatakan, selain siapa Bacagub, Prof Yafet juga diminta memastikan partai pengusungnya. “Jadi, Prof Yafet sebagai Bacawagub sudah harus memastikan dua hal, siapa Bacagub-nya dan maju melalui partai politik mana”, demikian Marius.

Prof Yafet sendiri sangat  menghargai aspirasi yang berkembang dan menyatakan bahwa biarlah proses politik ke depan berjalan secara alamiah saja.

“Tokh semuanya sangat bergantung pada partai politik dan calon gubernurnya, siapapun orangnya”, tandas Yafet yang dihubungi Timorline.com secara terpisah, Senin (01/04/2024) siang.

Yafet hanya memberi pernyataan singkat bahwa jika dipinang oleh calon gubernur, ia akan mempertimbangkannya terlebih dahulu secara matang. Jika tidak, ia akan melanjutkan pelayanannya sebagai guru besar hukum dan ekonomi dalam mempersiapkan generasi unggul Indonesia, termasuk mendidik anak-anak NTT untuk lebih maju dan setara ke depannya.  Yafet enggan memberi komentar lebih tentang hal ini.

Yafet yang lahir dan besar di Betun, Malaka,  lalu menyampaikan pandangannya bahwa calon gubernur dan wakil gubernur harus memiliki visi kepemimpinan yang kuat, jujur dan berkomitmen untuk sungguh-sungguh melayani rakyat NTT.

“Jangan sampai terjadi Gubernur dan Wakil Gubernur yang akan datang hanya menggunakan jabatannya untuk memperkaya diri, keluarga dan kelompoknya, bertindak koruptif dan nepotis. Situasi ini tidak boleh terus berulang”, demikian Prof Yafet. ***

  • Bagikan